Sejarah Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat merupakan seorang kepala keperintahan yang cakap dan di segani Bahkan sumber sejarah Portugis De Couto dalam bukunya yang terkenal “Da Asia” menyebutkan Ratu Kalinyamat “Rainha de jepara senhora ponderosa e rica” Artinya Raja jepara seorang perempuan yang kaya dan mempunyai kekuasaan besar Kebesaran dan kehebatan.
Kanjeng Ratu Kalinyamat Suami/istri Sultan Hadlirin Orang tua Sultan Trenggono (Ayah) Relief pada makam Ratu Kalinyamat di Masjid Mantingan Ratu Kalinyamat (meninggal tahun 1579) adalah puteri raja Demak Trenggana yang menjadi bupati di Jepara Ia terkenal di kalangan Portugis sebagai sosok wanita pemberani Lahir Ratna Kencana lk 1520 ()Pekerjaan Ratu ()Meninggal 1579 ()Tempat tinggal Jawa Tengah.
Ratu Kalinyamat Sejarah atau Mitos Flip eBook Pages 140
Siapakah Ratu Kalinyamat?Sejarah Ratu Kalinyamat Memutuskan BertapaAkhir Hayat Sang RatuPeziarah Yang Ingin Cantik AlamiSilisilah sang Ratu Sang Ratu Jepara ini memiliki nama asli yakni Retna Kencana Ia merupakan salah seorang putri dari Raja Demak yakni Sultan Trenggono yang juga menjabat sebagai seorang bupati di Jepara dari tahun 15211546 Sudah dikenal dalam kalangan Portugis bahwa sang ratu merupakan seorang putri yang sangat pemberani Namun mereka tidak pernah menyangka bahwa di kemudian hari wanita ini akan membawa Jepara pada perubahan yang demikian besar Menikah dengan Pangeran Kalinyamat Diketahui sang ratu dinikahkan dengan seorang pangeran di usianya yang masih remaja Pangeran tersebut adalah Pangeran Kalinyamat yang asalusulnya juga mempunyai banyak versi Ada yang menyebut bahwa Pangeran Kalinyamat berasal dari luar Pulau Jawa Masyarakat Jepara sendiri menyebut nama aslinya WinTang Menurut mereka WinTang adalah saudagar dari Tiongkok yang mengalami kecelakaan laut dan terdampar di Pantai Jepara Lalu Wintang berguru pada Sunan Kudus Dalam versi lainnya disebut Kematian sang Kakak Setelah pernikahan mereka akhirnya Pangeran dan Ratu Kalinyamatmemerintah Jepara bersamasama Sang ayah angkat dari pangeran Tjie Hwio Gwan diangkat sebagai seorang patih dengan gelar Sungging Badar Duwung Dialah yang mengajarkan kesenian ukir kepada masyarakat Jepara Namun tak lama kebahagiaan kedua pasangan ini terenggut Bermula pada tahun 1549 yang mana Sunan Prawata raja keempat Demak ditemukan tewas Diketahui sang raja meninggal karena dibunuh oleh utusan Arya Penangsang Ary Kesumat dendam Ratu Kalinyamatmembara atas kematian sang suami Dia pun meninggalkan segala gemerlap duniawi tahta dan sebagainya untuk bertapa dan memohon kepada Yang Kuasa Konon sang ratu bertapa dengan telanjang (tapa wuda) di Gunung Danaraja Ia bersumpah untuk tidak menyudahi pertapaannya tersebut sebelum bisa berkeramas dengan darah Arya Penangsang dan berkeset dengan kepala orang yang telah membunuh kakak dan suaminya itu Ada yang menyebut bahwa telanjang di sini hanyalah istilah saja bukan makna yang sebenarnya Artinya sang ratu rela menanggalkan seluruh kehidupannya untuk bertapa dan berdoa kepada Tuhan Prestasinya yang gemilang dan kepemimpinan sang ratu diakhiri pada tahun 1579 di mana Ratu Kalinyamat meninggal dunia Jasadnya dimakamkan di dekat makam sang suami di desa Mantingan Selama hidupnya diketahui bahwa sang ratu memang tidak memiliki anak kandung Namun ia membesarkan tiga orang pemuda yakni adiknya Pangeran Timur Rangga Jumena Ia adalah putera bungsu dari Trenggana yang di kemudian hari menjadi bupati Madiun Kemudian sang ratu juga membesarkan Arya Pangiri yakni putra Sunan Prawata yang juga keponakannya Arya Pangiri lalu menjadi bupati Demak Pemuda ketiga adalah sepupunya yakni Pangeran Arya Jepara yang merupakan putra dari Ratu Ayu Kirana yang juga adik dari Trenggana Pangeran Arya Jepara adalah putra dari raja pertama Banten Maulana Hasanuddin Saat Maulana Yusuf yakni raja kedua Banten meninggal di tahun 1580 waktu itu putra mahkotanya masih kecil Karena itulah Pangeran Arya Jepara ingin merebut tahta sehingga terjadilah pertempuran di Banten Pa Seperti diulas dari juru kunci situs pertapaan tersebut dalam sejarah Ratu Kalinyamat dikenal sebagai seorang wanita yang sangat cantik dan anggun Karena itu kebanyakan peziarah adalah kaum wanita yang juga ingin cantik alami seperti sang ratu Untuk itu ada syarat yang harus dipenuhi Pertama mereka harus mandi terlebih dahulu di sungai kecil yang terletak di dekat tempat pertapaan Setelah itu disusul dengan bertapa selama 40 hari Tidak ada pantangan yang berlaku di situs ini Namun begitu tentu dilarang untuk berbuat kerusakan seperti menebang pohon sembarangan Larangan menebang pohon tersebut sudah berlaku dari tahun 1989 yang lalu Selain itu sebelum berziarah hendaknya harus bersuci terlebih dahulu yakni dengan berwudhu Karena pada hakikatnya kegiatan berziarah atau bertapa ini adalah untuk berdoa kepada Yang Kuasa sehingga harus dilakukan dalam keadaan suci Bagi yang ingin menyumbang untuk keperluan pembangunan situs pertapaan juga diperbolehkan Sudah banyak.
Sejarah dan Asal Usul Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin
Pengganti Ratu Kalinyamat Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579 Ia dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di desa Mantingan Semasa hidupnya Ratu Kalinyamat membesarkan tiga orang pemuda Yang pertama adalah adiknya yaitu Pangeran Timur Rangga Jumena putera bungsu Trenggana yang kemudian menjadi bupati Madiun.
sejarah ratu kalinyamat adimonster
Masya A Mukarram 1991 Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat Sebuah Sejarah Ringkas Jepara Tim Penyusun naskah sejarah Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat dalam rangka menyambut khoul Sultan Hadiri Mantingan MarganaS 2004 Pujangga Jawa dan Bayangbayang Kolonial YogyakartaPustaka Pelajar Mulyadi Kartanegara 2006 Menyelami Lubuk Tasawuf.
Mengenal Sejarah Petilasan Ratu Kalinyamat Di Jepara
Ratu Kalinyamat Resmi Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Sejarah Ratu Kalinyamat & Ceritanya Yang Melegenda ♀ Blog Wanita
Ratu Kalinyamat Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sejarah perjuangan Ratu Kalinyamat yang selama ini tidak diungkap lanjutnya juga perlu digaungkan “Temboktembok besar penghalang ini harus diterobos bersama” ujarnya Sementara itu Lestari Moerdijat mengungkapkan gelar pahlawan nasional untuk Ratu Kalinyamat merupakan usulan masyarakat Bumi Kartini.